Kampung Heritage

Dalam usaha mengembangkan potensi wisata kelurahan Pakelan, sejumlah kawasan di dalam lingkup kelurahan Pakelan akan dikembangkan menjadi Kampung Heritage, Kampung Pecinan, dan Kampung Jawa. Setiap kampung tersebut direncanakan akan mengunggulkan keunikan dan ciri khas dari masing-masing etnis yang tinggal bersama di kelurahan Pakelan, kemudian ciri khas dari kedua etnis tersebut akan digabungkan di kampung heritage yang saat ini sudah dipasangi lampu dengan deain yang estetik. Selain lampu dengan desain yang estetik, di kampung heritage yang berlokasi di sepanjang Jl. Monginsidi juga ikut dipasang kata-kata mutiara yang ditulis menggunakan aksara Jawa dan Tionghoa untuk menunjukan kerukunan masyarakat Pakelan yang berbeda baik secara etnis maupun kepercayaan. Selain mempromosikan kelurahan Pakelan sebagai kampung heritage, melalui lampu-lampu ini masyarakat yang tinggal di kelurahan Pakelan diperbolehkan memasang iklan di tempat-tempat strategis yang sudah disediakan, sehingga tidak hanya mendongkrak popularitas kelurahan Pakelan, tapi juga ikut mengangkat perekonomian masyarakat. Selain lampu, di jalan Monginsidi juga terdapat Gi Kie Kong Soe yang merupakan tempat bersemayamnya jenazah sebelum dikirim ke krematorium untuk di kremasi.

 

 

Kampung Pecinan

Dalam perencanaan pembangunan kelurahan Pakelan, lokasi sepanjang jalan Yos Sudarso rencananya akan digunakan sebagai kampung pecinan yang lebih menonjolkan bangunan-bangunan berarsitektur Tionghoa dikombinasikan dengan toko-toko milik perusahaan tahu takwa yang berjejer di tepi jalan. Selain keberadaan toko pusat oleh-oleh yang berjejer rapi di sepanjang jalan Yos Sudarso, terdapat bangunan lama berarsitektur Tionghoa yang sangat kental, yaitu Klenteng Tjoe Hwie Kiong. Selain keberadaan klenteng dan toko pusat oleh-oleh khas kota Kediri, tepat di sebelah jembatan Braijaya terdapat sebuah jembatan lama yang masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Jembatan tersebut bernama Brug Over den Brantas te Kediri atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan nama jembatan lama.

Kampung Jawa

Dalam perencanaan program pengembangan desa, kawasan jalan Trunojoyo akan dikembangkan sebagai kawasan kampung Jawa. Kawasan jalan Trunojoyo yang dikembangkan sebagai kampung Jawa ini, lebih menonjolkan corak masyarakat Jawa melalui kulinernya yaitu soto Pakelan Ny. Sien dan perusahaan tahu takwa Bah Katjoeng. Selain melalui kuliner, di jalan ini juga terdapat kelompok kesenian jaranan “Putro Kusumo Trunojoyo” yang rutin melaksanakan pertunjukan setiap tahunnya.

Kantor Kelurahan Pakelan

Kantor Kelurahan dulunya menjadi tempat sekertariatan orang Tionghoa, sejak sebelum tahun 1900. Bangunan ini didominasi oleh corak China dan Belanda. Mulanya  bangunan ini juga digunakan sebagai tempat latihan barongsai dan naga. Pada waktu itu, kantor kelurahan ini juga digunakan sebagai Sekolah Dasar (SD), akan tetapi pada tahun 2014-2015 bangunan ini dikosongkan karena tidak memiliki murid sehingga dengan berbagai pertimbangan akhirnya tempat inilah yang dijadikan sebagai Kantor Kelurahan Pakelan.

Bangunan asli sebagai induk dari Kantor Kelurahan Pakelan berada di bagian tengah ruangan, oleh karena itu bentuk bangunan berbentuk simetris antara depan dan belakang. Sedangkan bangunan yang sekarang dijadikan PAUD, dulu dijadikan sebagai dapur umum saat terdapat acara besar atau rapat. Lantai tingkat dua sebelah timur digunakan sebagai tempat rapat orang-orang Tionghoa, sedangkan halaman belakang yang saat ini digunakan sebagai taman bermain PAUD yang dulunya digunakan untuk latihan bela diri Kungfu dan Barongsai. Selain itu, di bagian halaman belakang juga terdapat ruangan dekat sumur yang sekarang dipergunakan untuk menyimpan perlengkapan jaranan, dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan perlengkapan barongsai.

Bangunan lama terdiri dari ruang inti (bagian tengah), ruang pelengkap (bagian samping ruang inti), kamar mandi belakang bagian utara dan selatan (sebelah sumur), gapura, dan sumur. Adapun beberapa bagian dari bangunan kantor kelurahan ini yang masih asli sejak awal berdirinya bangunan ini, yakni atap beserta langit-langitnya, besi-besi penghias bangunan, beberapa kusen pintu dan jendela, beberapa ornamen penghias ruangan, gorong-gorong pembuangan air, serta cerobong asap di lantai dua sebelah timur. Beberapa renovasi yang telah dilakukan adalah warna pintu, yang dulunya berwarna warna hijau kuning, sekarang dirubah menjadi coklat polos. Beberapa lantai bangunan juga mengalami perubahan yang dulunya marmer, sekarang dirubah menjadi keramik sejak tempat ini dijadikan sekolah dasar, terutama di bagian ruang pelengkap. Namun, bangunan ruang inti (bagian tengah) dan teras depan lantainya masih tetap beralaskan marmer.